Hari yang disesalkan itu seharusnya tidak muncul atau kalau perlu dihilangkan saja dari kotak memoriku. Tetapi memori tidak bisa semudah itu untuk dilupakan, ia laksana waktu yang fana tapi selalu ada menghantui, memaksa manuisa untuk mengingatnya.
Memori itu tentang seseorang yang pernah datang di kehidupanku, beberapa waktu yang lalu, waktu yang lawas sudah. Delapan tahun? atau kurang satu tahun lagi?
Waktu itu kami bertemu di kapal, ketika mentari hampir tenggelam di horizon. Ia mengajakku untuk keluar kamar, mengobrol bersama pintanya. Obrolan tentang sekolah dan kawan baru. Obrolan tentang Masa Orientasi Siswa yang sudah lewat hampir empat bulan lalu.