Memori Saat Itu dan Dunia Saat Ini

Saya bukan aktivis. Tapi, mungkin Bapakmu yang tampar saya waktu demo.

_2014, Makhluk Asing_

Kritis. Begitulah yang ingin ditanamkannya di otak saya, berbekal penjelasan mengenai Karl Marx dan saudara-saudaranya yang kini sudah saya lupa.

Lanjutkan membaca Memori Saat Itu dan Dunia Saat Ini

Flashtrip!

Sedikit menyebalkan, sih melihat jadwal kereta yang sangat jauh dari ekspetasi. Memang salah saya tidak mengecek jadwal kereta dari Semarang ke Bandung sebelumnya. Saya terserang sedikit keterjutan, jadwal kereta yang saya pikir sama seperti jadwal Bandung – Semarang, kenyataannya sangat berbeda. Jadwalnya hanya dua jam sehari, yakni pukul 17.53 dan 20.43 WIB. Sampai di Bandung sekitar jam 2 pagi dan jam 04.25 pagi.

Setelah menelusuri setengah Kota Semarang pada hari kemarin, hari ini saya harus melapangkan dada untuk balik ke Bandung pukul 20.43 WIB malam.

Kemarin, alhamdulillah, saya mengunjungi Lunpia Delight, Lawang Sewu, dan Klenteng Sam Poo Kong. Hari ini seharusnya saya pergi ke Kota Lama untuk masuk ke Museum 3D Painting dan Sentra Barang Antik. Sayangnya, karena orangtua saya harus mengurus rumah dinasnya, membeli beberapa perabotan dan membersihkan rumah (tidak setiap pindah beli perabotan rumah, tapi kali ini sedikit ribet karena rumah dinas dalam keadaan kosong melompong), saya akhirnya rela untuk tidak ke Kota Lama.

Lanjutkan membaca Flashtrip!

Berselancar di Kota Semarang saat Pagi Buta!!

I’m having a really pleasent time today, 10 March 2017. Saya berangkat dari Bandung menuju Semarang pukul 09.25 malam pakai kereta api Harina, 9 Maret kemarin, kemudian sampai di Semarang pukul 4 subuh lewat.

Bukannya langsung ke hotel tempat orangtua saya menginap, saya malah menunggu pukul 05.30 wib, ketika langit mulai terang, untuk berjalan kaki ke hotel sembari memotret Kota Semarang. Letak stasiun Tawang, lokasi kereta api dari Bandung diberhentikan, dengan hotel tempat orangtua saya menginap tidak terlalu jauh, cukup 25 menit berjalan kaki. Bagi saya bisa lebih cepat hehehe…

Lanjutkan membaca Berselancar di Kota Semarang saat Pagi Buta!!

Toy Photography with IFT

img_7738

Oh well, akhir-akhir ini saya sedang ingin menulis di blog. Semalam saya sedikit terkejut melihat statistik blog yang naik, padahal saya jarang update dan bahkan saya tidak punya pembaca tetap.

Lanjutkan membaca Toy Photography with IFT

Bubble Space dan Konsepnya: Mengajak Pemuda Indonesia untuk Membaca

https://youtu.be/WkXdDxjNJbc

Watch First 👆

Bubble Space merupakan akun youtube hasil terobosan duo anak manusia, yaitu saya dan Aziz. Konsepnya mengenai literasi, berkaitan dengan mengajak orang Indonesia, khususnya pemuda untuk membaca. Feeds kami berupa Book Reaction dan lain sebagainya yang akan dikemas sedemikian rupa, dibantu oleh teman-teman kelas saya di kampus. 

Konsep ini tercipta ketika saya mengikuti talkshow mengenai literasi yang diselenggarakan Open Library Telkom, kala itu tamu yang diundang ialah orang-orang yang telah mewujudkan kegiatan literasi di Indonesia seperti Dee Lestari, Ketua Perpustakaan Daerah Bandung, Pidi Baiq, seorang juru parkir yang telah membuat Taman Kanak-kanak di rumahnya, dan beberapa lainnya. 

Ketika mendengar seorang Dee Lestari berkata mengenai kurangnya minat membaca pemuda Indonesia, saya berpikir bagaimana cara untuk mengajak pemuda Indonesia masa kini untuk menyukai literasi. Saya memang belum cukup untuk menjadi seorang nerd atau pro dalam literasi, tetapi apabila saya bisa menyebarkan virus senang akan literasi, maka pelan-pelan saya juga akan berkembang. 

Kemudian, saya terpikirkan konsep feeds youtube yang berkaitan literasi. Sejujurnya, sudah lama saya ingin membuat akun youtube dengan feeds yang menarik. Saya sudah mencoba beberapa hal, seperti traveling video, taste food, dan vlog. Tetapi, kenyataannya saya lebih senang berada di belakang layar sehingga saya berpikir untuk membuat feeds dimana bukan saya yang berada di video tersebut. Maka, saya berpikir ke arah react. Tetapi, react apa? 

Buku!

Oke literasi!

Setelah mengikuti talkshow saya segera bercerita pada Aziz lewat chat dan kami segera membuat konsep video yang lebih matang. Ternyata berhasil! Videonya lumayan–masih awal. 

Dan… sebenarnya nama akun youtube yang ingin kami gunakan bukanlah Bubble Space. Pertama kali, kami menggunakan nama Lemon Zest karena saya yang menyukai lemon. Bahkan, sudah ada Bumper Video yang Aziz buat sebagai editor. Sayangnya, seseorang telah menggunakan nama tersebut sehingga cepat-cepat kami mengganti konsep, dan terpikirkanlah something about space! 

Bubble Space!!

Yow! Itulah sekilas mengenai akun youtube saya dan Aziz. Mohon ditonton, dilike, comment, subscribe, dan share, ya!! Sudah ada 3 video react! Sebentar lagi akan ada 4, jadi stay tune!!!

Film Menurut Saya…

Seperti halnya sebuah buku yang mengajari saya banyak hal lewat teorinya, film pun demikian. Sebuah teori yang dipertontonkan lewat aksi seorang aktor. Teori bermakna yang memiliki kesan tersendiri bagi penikmatnya.

Sebelum mengenal bioskop secara intens di umur 11 tahun (saya tahu bioskop lewat cerita teman sekolah dasar yang pergi nonton bareng Spiderman 3 bersama orangtua mereka), saya hanya tahu tontonan lewat televisi. Bioskop adalah sebuah tempat langka yang membuat saya berandai, seperti apa bentuknya? Bagaimana rasanya menonton di sana? Seasyik cerita teman-teman sayakah?

Bioskop adalah tempat yang menurut saya ‘mahal’ dan tidak tersentuh oleh dunia kecil saya, sampai akhirnya orangtua saya pun mengajak saya dan ketiga saudara saya menonton Spiderman 3 di bioskop. Untuk pertama kalinya. Kali pertama ini disebabkan oleh adik saya yang suka salah satu tokoh marvel itu, dia tidak merengek, hanya berandai dan selalu menghitung berapa lama lagi ia bisa menonton Spiderman 3 di televisi Indonesia. Sama halnya dengan saya.

Lanjutkan membaca Film Menurut Saya…