“Apa?” Tanyaku bersidekap, menghalau rasa dingin yang menerpa.
Di luar hostel hujan sedang menyapa, pagi-pagi buta, bahkan sebelum anak sekolahan bersiap diri menyambut pagi. Sedangkan aku disini, melihat hujan pada pagi yang buta bersama pria masa lalu yang entah mengapa mendatangiku. Lebih tepatnya menghantuiku yang sedang asyik-asyiknya menikmati hidup.
“Bisa nggak, lu ngasih gue waktu 30 menit aja buat ngejelasin semuanya?” dia bertanya balik, ku lihat raut wajahnya yang keras. Mungkin dia sudah tidak tahan dengan sikapku yang selalu keras kepala semenjak dia datang ke Hostelku yang tercinta ini.
Diriku menghembuskan napas, berusaha terlihat makin ketus, karena dasarnya diriku memang sudah ketus padanya. “Udah 2 tahun yang lalu! Gila! Mau ngejelasin apa lagi, mas?”
“Gue ga suka deh lu manggil gue ‘mas’.”
“Heh… kenapa? Suka-suka guelah.” cibirku sebal.